Demo Mahasiswa Ricuh di Depan Balai Kota Jakarta, 7 Polisi Terluka
loading...

Aksi unjuk rasa mahasiswa ricuh di depan Kantor Balaikota DKI Jakarta, Rabu (21/5/2025) sore. Tujuh polisi luka-luka saat berupaya mengamankan aksi demonstrasi. Foto/Muhammad Refi Sandi
A
A
A
JAKARTA - Aksi unjuk rasa kelompok mahasiswa ricuh di depan Kantor Balai Kota Jakarta pada Rabu (21/5/2025) sore. Sebanyak tujuh personel kepolisian dari Polres Metro Jakarta Pusat luka-luka saat berupaya mengamankan aksi demonstrasi tersebut.
"Tujuh orang (anggota kepolisian Polres Metro Jakarta Pusat terluka)," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada SindoNews, Rabu (21/5/2025).
Baca juga: Demo Tempat Hiburan Malam Ricuh, Mahasiswa Diserang Preman
Susatyo menambahkan untuk jumlah mahasiswa yang diamankan saat ini masih dalam pendataan.
Saat ini, seluruh mahasiswa digelandang ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan terkait demo ricuh tersebut.
"Masih di data (jumlah mahasiswa yang diamankan)," ucapnya.
Baca juga: Demo Mahasiswa Surabaya Ricuh, Sejumlah Orang Ditangkap Polisi
Lebih lanjut, Susatyo menyebut bahwa aksi demonstrasi ricuh diduga akibat berupaya menerobos dan mengeroyok anggota Kepolisian yang berusaha mengamankan.
"Menerobos dan mengeroyok anggota Polri yang melayani aksi," ungkapnya.
Terpisah, sehari sebelumnya berlangsung demonstrasi yang diikuti ribuan pengemudi Ojek Online (Ojol) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Salah satu tuntutan utama peserta aksi tersebut adalah pembatasan biaya potongan oleh aplikator maksimal 10%.
"10 persen harga mati," kata orator disambungi teriakan ribuan Ojol Selasa (20/5/2025).
Selain itu peserta aksi juga meminta adanya penyesuaian tarif yang tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2022.
"Penyesuaian Tarif Batas Bawah dan Batas Atas (TBB-TBA) dan tarif dasar minimal serta pemberlakuan tarif yang sama baik untuk angkutan orang maupun angkutan barang dan makanan," tulisan spanduk di mobil komando.
Terakhir, Ojol juga meminta agar tata kelola transportasi online, termasuk penentuan tarif, diserahkan kepada pemerintah daerah.
"Pendelegasian kewenangan tata penyelenggaraan moda transportasi online dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah," ujarnya.
"Tujuh orang (anggota kepolisian Polres Metro Jakarta Pusat terluka)," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada SindoNews, Rabu (21/5/2025).
Baca juga: Demo Tempat Hiburan Malam Ricuh, Mahasiswa Diserang Preman
Susatyo menambahkan untuk jumlah mahasiswa yang diamankan saat ini masih dalam pendataan.
Saat ini, seluruh mahasiswa digelandang ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan terkait demo ricuh tersebut.
"Masih di data (jumlah mahasiswa yang diamankan)," ucapnya.
Baca juga: Demo Mahasiswa Surabaya Ricuh, Sejumlah Orang Ditangkap Polisi
Lebih lanjut, Susatyo menyebut bahwa aksi demonstrasi ricuh diduga akibat berupaya menerobos dan mengeroyok anggota Kepolisian yang berusaha mengamankan.
"Menerobos dan mengeroyok anggota Polri yang melayani aksi," ungkapnya.
Terpisah, sehari sebelumnya berlangsung demonstrasi yang diikuti ribuan pengemudi Ojek Online (Ojol) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Salah satu tuntutan utama peserta aksi tersebut adalah pembatasan biaya potongan oleh aplikator maksimal 10%.
"10 persen harga mati," kata orator disambungi teriakan ribuan Ojol Selasa (20/5/2025).
Selain itu peserta aksi juga meminta adanya penyesuaian tarif yang tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2022.
"Penyesuaian Tarif Batas Bawah dan Batas Atas (TBB-TBA) dan tarif dasar minimal serta pemberlakuan tarif yang sama baik untuk angkutan orang maupun angkutan barang dan makanan," tulisan spanduk di mobil komando.
Terakhir, Ojol juga meminta agar tata kelola transportasi online, termasuk penentuan tarif, diserahkan kepada pemerintah daerah.
"Pendelegasian kewenangan tata penyelenggaraan moda transportasi online dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah," ujarnya.
(shf)
Lihat Juga :